Sunday 7 June 2009

Kesalahan Fatal RS Omni

Kesalahan Fatal RS OMNI

Kasus prita yang mencuat beberapa waktu belakangan ini, tampaknya akan tetap mendapat sorotan publik, setidaknya hingga pengadilan mendapatkan keputusan akhir atas tuntutan pidana dari pihak RS Omni terhadap Prita.

Ada yang menarik untuk dicermati pada kasus ini, RS Omni yang konon katanya berkualitas Internasional melakukan kesalahan fatal ketika mengambil keputusan untuk melakukan tuntutan secara hukum terhadap mantan pasiennya dalam hal ini Ibu Prita Mulyasari. Tindakan RS Omni yang menuntut Prita ternyata kontra-produktif dari tujuan semula, entah karena lemahnya pihak manajemen Omni dalam mengkaji situasi dan langkah yang diambil, atau karena dorongan kuasa hukum (yang sedemikian gembira-nya atas job yang didapat) terhadap pihak manajemen untuk segera mengambil langkah legal atas Prita.


Fenomena kontra-produktif yang terjadi dapat dilihat dari merosotnya jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit tersebut, Direktur RS Omni sempat menyatakan bahwa semenjak kasus Prita ter-ekspos ke publik, jumlah pasien yang berkunjung ke RS Omni turun drastis hingga 50% ... wow fantastis.

Biaya sosial yang harus ditanggung oleh RS ini bukan hanya berhenti disitu. Kita dapat melakukan kalkulasi sederhana, bila pada satu group Facebook yang mendukung Prita dan bersikap tidak percaya terhadap RS Omni berjumlah 200.000 orang, dan bila para member group tersebut adalah personal-personal yang punya andil besar menentukan keputusan dalam keluarga, maka setidaknya ada sekitar 200.000 keluarga atau sekitar 1 juta jiwa (bila satu keluarga itu beranggotakan 5 jiwa) yang tidak akan mempercayakan permasalahan kesehatannya kepada RS Omni.

Pada tradisi dan kultur masyarakat Indonesia, berita dari mulut ke mulut itu adalah suatu pendekatan marketing yang sangat mujarab, orang Indonesia akan lebih percaya apa yang disampaikan teman dekatnya ketimbang harus bersusah payah memahami kata-kata didalam brosur yang terlebih sering kali menggunakan bahasa yang sulit di mengerti.

Bola Salju, yah ini akan menjadi bola salju yang akan terus bergulir.... 200.000 orang mampu memperngaruhi 4 orang teman dekatnya maka 800.000 orang yang akan kembali menjadi agen marketing gratis. Ironisnya ratusan ribu agen marketing itu tidak akan mengangkat citra positif RS Omni, melainkan akan menggiring RS Omni kepada gerbang kehancuran.

Harusnya manajemen RS Omni yang cerdas-cerdas itu mau belajar dari kasus TOP-1 (merk Oli) beberapa waktu lalu. Top-1 juga sempat babak belur dihajar berita miring atas produknya yang berawal dari milis-milis otomotif hingga ocehan para montir bengkel terhadap pemilik kendaraan. Bedanya Top-1 tidak memusuhi pelanggannya.

Langkah cerdas yang diambil Top-1 membuahkan hasil, dengan menyediakan ruang konsultasi online yang dipandu oleh para ahli oli, mereka menepis dugaan kualitas buruk pada produknya, beberapa band papan atas pun digaet untuk memulihkan citra mereka. Sebuah pertarungan bisnis yang cerdas dan bijak.

Tak ada keuntungan apapun dari langkah hukum yang diambil RS Omni terhadap Prita, sekalipun Prita dinyatakan bersalah nantinya. Wajah Omni akan semakin hitam di masyarakat, mereka akan berpikir berkali-kali untuk mempercayakan kesehatan mereka terhadap RS Omni. Bukan kemenangan yang akan diraih RS Omni dari pertarungan ini, justru ini akan membawa Omni pada level bisnis yang paling buruk.

Bina Ratna Kusuma Putri, sang Direktur RS Omni jauh-jauh hari harusnya berpikir untuk apa memasuki arena pertempuran bila tidak dapat memenangkan pertempuran tersebut. Tapi tampaknya untuk berpikir seperti itu sudah terlambat, hal yang paling memungkinkan adalah RS Omni mengakui segala kesalahan yang dilakukan dan mencabut seluruh tuntutan hukum terhadap Prita serta memberikan sanksi tegas terhadap para dokter dan tenaga medis yang melakukan kesalahan. Sehingga masyarakat dapat melihat kesungguhan dan keberpihakan RS Omni terhadap pasien.

Semoga saja, kesalahan berpikir pihak Omni tidak berlanjut....

One response to “Kesalahan Fatal RS Omni”

Anonymous said...

Rs Omni ... seharusnya tau itu, tp mereka gengsi. Dalam hatinya mereka mengatakan siapa Sih Prita ... seperti itu juga mereka mengagggap kit, Orang2 ngak Penting.

Bila artikel ini bermanfaat untuk anda, silahkan berikan komentar anda...